Rabu, 24 November 2010

MANFAATKAN WAKTUMU

Kita meyakini bahwa suatu saat pasti akan mati, karena kenyataannya tidak pernah ada manusia yang hidup selamanya. Menurut survey, rata-rata umur orang Indonesia 67 tahun tetapi tidak jaminan kita hidup hingga 67 tahun karena umur rahasia Allah SWT dan tidak seorangpun tahu kapan ia akan meninggal. Bahkan seorang dokter yang memperkirakan umur seorang pasien kanker hanya 3 bulan, ternyata pasien bisa bertahan hingga 1,5 tahun. Sebaliknya, orang yang sehat dan segar bugar tiba-tiba meninggal karena kecelakaan.
Karena kematian suatu yang pasti sementara kita tidak tahu kapan datangnya, maka satu-satunya cara menghadapinya dengan mempersiapkan diri menghadapi kematian. Caranya, dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan memperbanyak perbuatan yang bernilai ibadah atau pahala (wajib dan sunnah), menekan seminimal mungkin perbuatan sia-sia (mubah), serta tidak melakukan perbuatan dosa (haram). Mari kita telaah bagaimana seorang muslim mengisi sebagian besar waktunya dengan ibadah, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali..

Aktifitas seorang muslim dimulai ketika ia bangun dari tidurnya, ia mengucapkan syukur kepada Allah swt yang telah menghidupkan kembali dari tidurnya karena Allah swt memegang jiwa orang yang tidur (Az-Zumar 42). Ibadah utama seorang muslim adalah shalat 5 waktu, terutama dilakukan dengan berjama'ah di mesjid/mushala sekaligus menjalin ukhuwah dengan jama'ah mesjid.

Kebiasaan baik membaca al-Quran setelah shalat subuh, kemudian dilanjutkan dengan tadabbur al-Quran yakni merenungkan makna ayat melalui kitab tafsir.

Sepanjang perjalanan berangkat kerja bisa di isi dengan ibadah melalui bibir yang selalu basah dengan dzikir, mendengarkan murotal al-Quran atau membaca buku-buku Islam bagi yang tidak membawa kendaraan pribadi.

Bekerja mencari rezeki secara halal, jika tidak dicampuri dengan perbuatan maksiat maka ia memperoleh pahala. Karena bekerja merupakan kewajiban, sama saja dengan kewajiban shalat, puasa, zakat dan haji.

Makan malam bersama keluarga bisa dijadikan sarana untuk memberikan nasehat kepada anak. Disamping memberikan pemahaman Islam lebih dini kepada anak, juga merupakan bagian dari da'wah kepada keluarga sendiri. Bukankah Rasulullah SAW pertama sekali berda'wah kepada keluarga terdekatnya.

Ketika banyak orang terlelap tidur, ia bangun dan melakukan shalat tahajud. Shalat tahajud merupakan sunah muakad (dianjurkan) sehingga semakin mendekatkan (taqarrub) dirinya kepada Allah swt, do'a-do'a dikabulkan dan Allah swt akan memuliakannya.

Disamping aktifitas harian di atas, pada waktu tertentu bisa di isi dengan: puasa sunah, shalat sunah, berda'wah, mengikuti kajian, berdo'a sebelum beraktifitas, berdzikir, berinfaq, membantu orang yang kesusahan, dll.

Dengan aktifitas harian seperti itu nyaris sedikit sekali waktu terbuang percuma tanpa bernilai ibadah. Karena perbuatan yang tadinya mubah di dorong menjadi sunah yang bernilai pahala; daripada nonton sinetron lebih baik baca al-Quran, daripada main PS lebih baik baca buku Islam, dan seterusnya.

Intinya adalah, jangan tinggalkan yang wajib, perbanyak yang sunah, jangan lakukan yang haram dan makruh, serta kurangi yang mubah. Jika konsisten melakukannya maka insyaallah di akhirat nanti kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.

0 koment:

Posting Komentar